Minggu, 12 Januari 2014

Journey Part 3



01 Januari 2014, bertolak dari Penang (Malaysia) menuju Bangkok (Thailand) 
Penang memang bukan tujuan utama kami. Hanya sebagai tempat persinggahan sebelum melanjutkan perjalanan. Tapi, masya Allah saat akan meninggalkan Penang ini, kami gamang. Khususnya untuk rekan seperjalanan, tatapannya mendadak kosong beberapa jam sebelum kami meninggalkan Penang.
Akhirnya tanpa benar-benar disadari. kami mendadak memutuskan untuk ‘berpisah’ dengan Penang secara baik-baik. saya memilih untuk ‘going nowhere’ mengeliling Penang, dan rekan saya memilih menelusuri street art yang tersebar dijalan Penang melalui petunjuk Peta Penang yang baru didapatkannya di Hotel sesaat sebelum kami berangkat. Saya tersesat di acara ‘car free day’ tahun baru dan menikmati tontonan keramaian warga Penang yang multietnis dan rekan saya berhasil menemukan 90% street art seperti yang tertulis di peta. Di waktu yang sudah ditentukan sebelumnya, akhirnya kami kembali ke hotel dan siap untuk berangkat.
Terngiang lagu kampungku yang selalu dinyanyikan saat kecil:
Kabaena gunungnya tinggi, ombak di laut sama ratanya…
Sungguh lah enak orang yang pergi, kami yang tinggal apa rasanya…
Kami yang pergi, dan kami merasa tak enak L gamang, kami berjalan gontai menuju dermaga ferry. Ragu untuk meninggalkan Penang yang sangat nyaman dan takut menghadapi Thailand yang masih abu-abu.
Penang tak henti-hentinya memberi kejutan, sebelum berangkat kami mampir membeli nasi kepada ibu muslim India-Melayu yang menyampaikan betapa banyak restoran muslim di Bangkok, dan wajahnya yang sumringah seolah memberikan janji surga di Bangkok sana. Kejutan terakhir dari Penang, kami bingung dan bahagia setelah mengetahui bahwa penyeberangan pulang dari Penang – Butterworth, GRATIS. Hahayyyyyyy J
30 menit penyeberangan, sampailah di Butterworth. Sepi dan Panas. Masuk ke stasiun pun sepi, hanya ada 1 bule disana. Toilet kurang bersih dan musholla yang kurang terawatt, aihhh.. Penang sudah terasa jauh.
Tuhan Maha Baik, tak rela kami meninggalkan kesan buruk akan Butterworth, karena di stasiun ini kami akhirnya berkenalan dengan 3 orang Thailand asli yang juga sedang berlibur di Penang. 2 cewek dan 1 cowok. Iseng kenalan untuk belajar bahasa Thai, dan akhirnya kami mendapatkan banyak informasi tentang bahasa, trik khusus di Thai, makanan muslim. Percakapan kami pun ‘patah-patah’ dengan bahasa Inggris dan bahasa Isyarat/Tarzan hehehe… mereka pun menambah janji surga, mendukung ibu penjual nasi tadi J saking bahagianya ketemu mereka bertiga, kami pun gak enak karena tidak ada barang ataupun kenangan yang bisa kami berikan selain foto. Akhirnya telur asin dan sosis yang jadi bekal kami selama perjalanan kami bagi, mereka pun sama tak enaknya, berbagi makanan dan berfoto bersama. Kop Kun Kaaaaa J karena pengalaman ini, kami pun menyesal tak membawa ‘souvenir’ atau apapun yang bisa menjadi buah tangan saat bertemu orang baik diperjalanan… insya Allah, next trip J
Pukul 14,30, perjalanan kereta dimulai, untuk 24 jam perjalanan menuju Bangkok. Kelas ‘sleeper’ memang menyenangkan. Bersih, toilat bersih, ada westafel dan di gerbong yang kami tempati seperti mewakili komunitas antar bangsa. Kami Indonesia, sepasang kakak beradik dari Thailand, 1 cowok Indonesia lain yang ‘cunihin’ dan baik hati, sepasang suami istri ‘bule, berpasang2 bule lainnya yang kami tebak adalah orang latin, dan satu keluarga Jepang. Selama 24 jam kami bersama dalam suka dan duka hehehhee… tentang kereta, ada hal menarik yang cukup berbeda antara Malaysia dan Thailand, saat di Malaysia rasanya kereta berjalan dengan mulus, namun saat memasuki perbatasan Thailand, entah ada masalah apa dengan relnya.. tetapi rasanya kami melalui jalan yang bergelombang, berombak. Kami pun berasumsi, mungkin rel atau rodanya kelonggaran:D
Semakin malam dan semakin memasuki Thailand, ‘ombak’ pun semakin besar. Kami pun bersiap menaiki ‘sleeper-atas’ yang menjadi rumah kami malam ini. Teringat buku ‘Aleph’ Paulo Coelho, tentang titik aleph dan perjalanan kereta trans Siberia yang berhari-hari, someday mungkin kami akan melalui perjalanan panjang itu J
Terimakasih Allah untuk kenyamanan ini, semoga Thailand-Bangkok, memeluk kami seperti rasa nyaman yang diberikan Penang ……



Versi lain dari cerita ini, dituliskan juga oleh teman seperjalanan saya di : http://rheazone13.blogspot.com/

2 komentar:

  1. masih inget aja yang tatapan kosong itu..hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha.... iya dong, masih ada beberapa tatapan lain yang 'terekam' :D

      Hapus