Pengalaman pertama di tilang pak
Polisi terjadi saat jaman kuliah. Waktu itu bareng salah satu sahabat , naik
motor. Saking asyiknya ngobrol, sobat ini menerobos lampu merah.
Priiiiiiiiiiiiiit, ada bunyi sempritan dan seketika kami dihadang oleh salah satu
polisi yang tiba-tiba nongol di pinggir jalan. Pertanyaan pertama pak polisi
setelah menyampaikan kesalahan kami adalah ‘MAU DISELESAIKAN DISINI atau DI
PENGADILAN? Karena gak punya uang dan saling ngotot-ngototan, akhirnya SIM
disita dan harus ngambil sendiri ke pengadilan.
Hari ini, hampir sepuluh tahun
yang lalu sejak kejadian itu. Kena Tilang lagi. Kebeneran, gak niat bawa motor
hari ini. tapi karena tiba-tiba adek sepupu pengen ikutan akhirnya naik
motorlah. Lebih hemat dan ada yang boncengin pula. Motor melaju dengan pasti
dari arah sudiang menuju kota. Sampai daerah Daya, tepat setelah jembatan
sekumpulan polisi beraksi. Sebenarnya udah sering lihat gerombolan bapak-bapak
itu, tapi emang gak pernah diminta ‘Mampir’ kalo aku yangbawa motor. Pas hari
ini, kebetulan memang lagi gak bawa STNK. Kena Deh.
Adek spupu udah pucat. Mungkin ini
pertama kalinya dia kena tilang di Makassar. Syukurnya aku menggunakan masker,
jadi yang kelihatan Cuma mata aja. Dalam hati udah mikir, ini gimana caranya
supaya bisa lolos ya? Apa aku langsung ngasih kartu nama :D (Hahahaha). Atau aku
sebutin nama KOmandan polisi yang aku kenal? Atau harus acting jadi anak
polisi? Ahhh kelamaan mikir, Akhirnya kami digiring ke warung pojok. Disana sudah
berkumpul banyak ‘korban tilang’.
Pertanyaan pertama pak Polisi
(Udah tauuu kan?) MAU DISELESAIKAN DISINI ATAU DI PENGADILAN?, sambil pak
polisinya membuka catatan-catatan pelanggaran dan biaya-biaya yang harus
dibayarkan di pengadilan. Aku pura-puranya jadi mahasiswa, mau kelihatan pinter
dengan nanya-nanya,
Kalo di Pengadilan nanti gimana
pak? Dijelasin lah prosesnya…blablabla.
Pengadilannya di mana ya pak?
(pura-pura bingung). Di sana di kantor blablabla, jawab bapak polisi.
Deket karebosi ya pak?. Iyaaa…tapi
bukan disitu, RA Kartini.. tau gak?
Gak pak… hmmm…. Pak polisi menjelaskan lagi, deket rumah
sakit apa itu yaa…
Oooo… rumah sakit khadijah ya
pak? Pak polisi bingung.
Aku gak lanjutin lagi
pertanyaannya, kasian ke pak polisi. Akhirnya karena semakin banyak ‘korban
tilang’, aku disuruh ke sudut dulu. Bapak polisi ‘layanin’ yang lain dulu.
Setelah dipanggil lagi, akhirnya
aku ngasih ‘saran’ ke pak polisi untuk balik ke rumah ngambil STNK. Pak polisi
berdalih, walopun pulang ya tetap aja ditilang. Saya pun keukeuh ‘daripada ntar
dibawah ditilang lagi, gimana pak’. Akhirnya boleh deh, adek spupu akhirnya
balik lagi ke sudiang untuk ngambil STNK dan aku nunggu di warung pojok, dengan
jaminan aku akan SELESAIKAN MASALAH INI DISINI, BUKAN DI PENGADILAN.
Untuk ‘harga’, akupun nego. Pura-puranya
minta uang ke adek spupu karena aku gak punya uang (padahal baru dari ATM J), dia punya 50.000,
aku gak mau RUGI, jadinya nawar untuk ngasih Hanya 20.000, pak polisinya
mengiyakan dan tersenyum. Harga hemat karena merasa kami SESUKU. Hmmm…
Kepanjangan ya ceritanya hehehe. Intinya
selama adek spupu ngambil STNK di rumah, aku asik observasi bapak polisi dan
para calon korban tilang. Menarik.
Berikut beberapa contoh kasus:
1. Ada yang ditilang karena knalpotnya agak ‘beda’, berhasil LOLOS
(gak bayar) karena dia katanya tergabung dalam komunitas apa gitu, dan udah ada
izin.sebelum pamit orang ini cium tangan bapak polisi, wowww…
2. Ada ibu-ibu yang ditilang. Akhirnya ngambek dan nangis, nelpon
sodaranya yang jauh. Saat berhadapan dengan polisi, matanya sembab dan akhirnya
polisi Meloloskan.
3. Bapak-bapak gak bawa STNK juga seperti saya. Bilangnya STNK
dibawa sama bapaknya ke luar kota, jadi dia gak salah. Tapi akhirnya dia
menyerah dengan memberikan uang 30.000.
4. Ada juga seorang mahassiswa. Gak bawa identitas apa-apa selain
STNK. Mengakunya dia tinggal di masjid, sebagai remaja masjid. Motor ini
dipinjamkan oleh temannya. Yang punya motor adalah sepupu temannya. Gak punya
identitas karena baru kecuarian dan pulang kampong, akhirnya akan ngurus lagi. Dia
BERHASIL LOLOS, kemungkinan karena di STNKnya tertulis alamat : ASPOL
5. Ada lagi nih yang paling menarik, seorang remaja ditilang. Tiba-tiba
datang dengan ‘kakaknya’, penampilan seperti preman. Akhirnya kakak ini
menjelaskan bahwa adik ini menggunakan motornya untuk mengantar anak si kakak
kesekolah. LOLOS dengan penjelasan dan tepukan di pundak pak Polisi.
Hehehe… hari ini, walaupun
ditilang. Tapi lumayanlah belajar banyak dari sekilas observasi. Dalam rentang
waktu observasi itu, sempat ada salah satu polisi yang nanya karena ngeliat aku
bengong di pojokan, ‘ngapain dek?’ ‘tinggal dimana’?
Sebenarnya gemes pengen interview
bapak bapak polisi ini, apa yang ‘menarik’ dari tilang menilang ini??? tapi ya
sudahlah… semoga rezki kita semua berkah di hari ini :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar