Sabtu, 29 Agustus 2015

KENA TILANG!!!


Pengalaman pertama di tilang pak Polisi terjadi saat jaman kuliah. Waktu itu bareng salah satu sahabat , naik motor. Saking asyiknya ngobrol, sobat ini menerobos lampu merah. Priiiiiiiiiiiiiit, ada bunyi sempritan dan seketika kami dihadang oleh salah satu polisi yang tiba-tiba nongol di pinggir jalan. Pertanyaan pertama pak polisi setelah menyampaikan kesalahan kami adalah ‘MAU DISELESAIKAN DISINI atau DI PENGADILAN? Karena gak punya uang dan saling ngotot-ngototan, akhirnya SIM disita dan harus ngambil sendiri ke pengadilan.
Hari ini, hampir sepuluh tahun yang lalu sejak kejadian itu. Kena Tilang lagi. Kebeneran, gak niat bawa motor hari ini. tapi karena tiba-tiba adek sepupu pengen ikutan akhirnya naik motorlah. Lebih hemat dan ada yang boncengin pula. Motor melaju dengan pasti dari arah sudiang menuju kota. Sampai daerah Daya, tepat setelah jembatan sekumpulan polisi beraksi. Sebenarnya udah sering lihat gerombolan bapak-bapak itu, tapi emang gak pernah diminta ‘Mampir’ kalo aku yangbawa motor. Pas hari ini, kebetulan memang lagi gak bawa STNK. Kena Deh.
Adek spupu udah pucat. Mungkin ini pertama kalinya dia kena tilang di Makassar. Syukurnya aku menggunakan masker, jadi yang kelihatan Cuma mata aja. Dalam hati udah mikir, ini gimana caranya supaya bisa lolos ya? Apa aku langsung ngasih kartu nama :D (Hahahaha). Atau aku sebutin nama KOmandan polisi yang aku kenal? Atau harus acting jadi anak polisi? Ahhh kelamaan mikir, Akhirnya kami digiring ke warung pojok. Disana sudah berkumpul banyak ‘korban tilang’.
Pertanyaan pertama pak Polisi (Udah tauuu kan?) MAU DISELESAIKAN DISINI ATAU DI PENGADILAN?, sambil pak polisinya membuka catatan-catatan pelanggaran dan biaya-biaya yang harus dibayarkan di pengadilan. Aku pura-puranya jadi mahasiswa, mau kelihatan pinter dengan nanya-nanya, 

Kalo di Pengadilan nanti gimana pak? Dijelasin lah prosesnya…blablabla.

Pengadilannya di mana ya pak? (pura-pura bingung). Di sana di kantor blablabla, jawab bapak polisi.

Deket karebosi ya pak?. Iyaaa…tapi bukan disitu, RA Kartini.. tau gak?

Gak pak… hmmm….    Pak polisi menjelaskan lagi, deket rumah sakit apa itu yaa…

Oooo… rumah sakit khadijah ya pak?   Pak polisi bingung.

Aku gak lanjutin lagi pertanyaannya, kasian ke pak polisi. Akhirnya karena semakin banyak ‘korban tilang’, aku disuruh ke sudut dulu. Bapak polisi ‘layanin’ yang lain dulu.
Setelah dipanggil lagi, akhirnya aku ngasih ‘saran’ ke pak polisi untuk balik ke rumah ngambil STNK. Pak polisi berdalih, walopun pulang ya tetap aja ditilang. Saya pun keukeuh ‘daripada ntar dibawah ditilang lagi, gimana pak’. Akhirnya boleh deh, adek spupu akhirnya balik lagi ke sudiang untuk ngambil STNK dan aku nunggu di warung pojok, dengan jaminan aku akan SELESAIKAN MASALAH INI DISINI, BUKAN DI PENGADILAN.
Untuk ‘harga’, akupun nego. Pura-puranya minta uang ke adek spupu karena aku gak punya uang (padahal baru dari ATM J), dia punya 50.000, aku gak mau RUGI, jadinya nawar untuk ngasih Hanya 20.000, pak polisinya mengiyakan dan tersenyum. Harga hemat karena merasa kami SESUKU. Hmmm…
Kepanjangan ya ceritanya hehehe. Intinya selama adek spupu ngambil STNK di rumah, aku asik observasi bapak polisi dan para calon korban tilang. Menarik.
Berikut beberapa contoh kasus:
1.       Ada yang ditilang karena knalpotnya agak ‘beda’, berhasil LOLOS (gak bayar) karena dia katanya tergabung dalam komunitas apa gitu, dan udah ada izin.sebelum pamit orang ini cium tangan bapak polisi, wowww…
2.       Ada ibu-ibu yang ditilang. Akhirnya ngambek dan nangis, nelpon sodaranya yang jauh. Saat berhadapan dengan polisi, matanya sembab dan akhirnya polisi Meloloskan.
3.       Bapak-bapak gak bawa STNK juga seperti saya. Bilangnya STNK dibawa sama bapaknya ke luar kota, jadi dia gak salah. Tapi akhirnya dia menyerah dengan memberikan uang 30.000.
4.       Ada juga seorang mahassiswa. Gak bawa identitas apa-apa selain STNK. Mengakunya dia tinggal di masjid, sebagai remaja masjid. Motor ini dipinjamkan oleh temannya. Yang punya motor adalah sepupu temannya. Gak punya identitas karena baru kecuarian dan pulang kampong, akhirnya akan ngurus lagi. Dia BERHASIL LOLOS, kemungkinan karena di STNKnya tertulis alamat : ASPOL
5.       Ada lagi nih yang paling menarik, seorang remaja ditilang. Tiba-tiba datang dengan ‘kakaknya’, penampilan seperti preman. Akhirnya kakak ini menjelaskan bahwa adik ini menggunakan motornya untuk mengantar anak si kakak kesekolah. LOLOS dengan penjelasan dan tepukan di pundak pak Polisi.
Hehehe… hari ini, walaupun ditilang. Tapi lumayanlah belajar banyak dari sekilas observasi. Dalam rentang waktu observasi itu, sempat ada salah satu polisi yang nanya karena ngeliat aku bengong di pojokan, ‘ngapain dek?’ ‘tinggal dimana’?
Sebenarnya gemes pengen interview bapak bapak polisi ini, apa yang ‘menarik’ dari tilang menilang ini??? tapi ya sudahlah… semoga rezki kita semua berkah di hari ini :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar